Selasa, 15 Agustus 2023 – 11:22 WIB
Jakarta – PDI Perjuangan mempersilahkan PPP untuk cabut, jika terus memaksakan nama Sandiaga Uno sebagai cawapres. Namun jika memang PPP hengkang dari koalisi yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024, siapa yang rugi?
Baca Juga :
Ganjar Temani Influencer Berikan 1.017 Paket Alat Tulis ke Pelajar: Semoga Menginspirasi
Pengamat politik dari Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, menilai wacana yang mencuat soal PPP cabut dari koalisi dengan PDIP, harus menjadi alarm politik.
“Dikatakan demikian karena meski PDIP bisa mengajukan paslon capres dan cawapres secara mandiri namun jika ditinggalkan PPP akan mengalami kerugian elektoral,” kata Arif, saat dihubungi, Selasa 15 Agustus 2023.
Baca Juga :
Jusuf Kalla Bilang Peran Cawapres Sangat Penting Tingkatkan Elektabilitas
Arif Nurul Imam, Peneliti Ipsos Public Affairs
Baca Juga :
PDIP Persilahkan, PPP Mengaku Tidak Memikirkan Untuk Batalkan Dukungan ke Ganjar Pranowo
Dia mengatakan, sejak awal PDIP tanpa berkoalisi pun sudah bisa mengajukan capres-cawapres. Mengingat suara nasional yang sudah melebihi ambang batas yang disyaratkan UU Pemilu.
Namun untuk memenangkan Ganjar, menurutnya peran PPP cukup memberi tambahan suara juga. Terutama untuk ceruk masyarakat berbasis kelompok agama yakni Islam.
“Karena PPP akan menarik pemilih kelompok Islam. Sementara jika tanpa PPP maka ceruk suara Ganjar Pranowo terkotak di kelompok nasionalis semata,” jelas Arif.
Halaman Selanjutnya
Dia melihat, desakan PPP untuk PDIP menjadikan Sandiaga Uno sebagai cawapres, cukup beralasan membuat tensi politik tinggi. Sebab PDIP juga tidak leluasa memilih cawapres walau akomodatif.
Quoted From Many Source