Jumat, 4 Agustus 2023 – 19:34 WIB
VIVA Tekno – Ketua Dewan Pembina Asosiasi E-Commerce Indonesia menyatakan bahwa lebih dari setengah ekonomi digital berasal dari e-commerce. Bahkan, tahun ini transaksi tersebut diperkirakan bisa mencapai Rp600-700 triliun.
Baca Juga :
OJK Terima 12,175 Aduan Konsumen Industri Keuangan hingga Semester I-2023, Terbanyak Perbankan
Masyarakat membutuhkan berbagai platform yang dapat menunjang keseharian mereka untuk mendapatkan barang yang diinginkan dengan mudah serta cepat, salah satunya dengan cara bertransaksi bayar nanti.
Terlebih saat pandemi Covid-19 melanda dunia dan Tanah Air, telah mengubah perilaku masyarakat untuk berbelanja dari toko offline ke berbagai platform online.
Baca Juga :
OJK Beberkan Modus Terbaru Pinjol Ilegal
Tren ini terus berlanjut hingga tahun 2023, di mana kunjungan berbagai situs e-commerce terus mengalami peningkatan. Data ini juga diyakini sebagai proyeksi positif dari perkembangan e-commerce yang semakin menunjukan taringnya sebagai penopang ekonomi digital dalam negeri pada 2023.
Yup, layanan aggregator pay later hadir untuk bisa menghubungkan para pengguna untuk mendapatkan layanan serta akses bayar nanti dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya bagi pelanggan yang melakukan transaksi di berbagai e-commerce.
Baca Juga :
Kredit Perbankan Juni 2023 Tumbuh 7,76 Persen, Bank BUMN Terbesar
Perusahaan berinisiasi dan terus berkomitmen dengan meluncurkan fitur ‘Bayar E-Commerce’ untuk pengguna dari berbagai generasi tak terkecuali Gen Z dan millenial, juga membantu perkembangan industri yang dapat mendorong ekonomi digital.
Halaman Selanjutnya
Telah terdaftar dan diawasi OJK, platform ini dioperasikan oleh PT Finture Tech Indonesia, penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) yang juga tercatat OJK.
Quoted From Many Source